Secara masif, untuk pertama kali SKB Kulon Progo menyelenggarakan ujian daring berbasis internet yang biasa dikenal dengan istilah Computer Based Test (CBT). Kegiatan ujian daring diselenggarakan dalam situasi ketika wabah corona tengah melanda negeri ini. Ujian daring yang dilaksanakan selaras dengan protokol kesehatan untuk menghindari tatap muka dalam kelas fisik agar meminimalisir penyebaran virus covid 19.
Hanya berkat rahmat dan izin dari Tuhan Yang Maha Kuasa maka, kegiatan telah berlangsung lancar, bahkan lebih dari perkiraan sebelumnya. Peserta meski belum pernah menerima penjelasan teknis sebelumnya, dengan hanya mengandalkan naskah dan video tutorial peserta didik dapat melaksanakan CBT secara lancar
Hanya sebagian kecil (kurang dari 5%) peserta yang kebingungan, dalam mengikuti program ini. Kebanyakan pertanyaan dan kendala hanya pada tahap awal atau hari pertama saja.
Secara umum kendala pada kegiatan ini adalah masalah koneksi internet yang kurang stabil pada sisi client atau peserta didik. Sebagian besar peserta ujian mengandalkan koneksi internet broadband melalui sambungan telpon seluler yang pada umumnya relatif lambat pada siang hari. Meski koneksi internet berbasis telpon seluler terasa cepat pada jam-jam tertentu khususnya jam 00:00 sampai dengan 04:00 atau biasa disebut jam kalong. Tentu saja tidaklah mungkin melaksanakan ujian online pada waktu tersebut jika kita mengacu pada kecepatan dan stabilitas koneksi internet.
Solusi untuk kondisi ini adalah meminimalkan bandwith pada sisi server agar data download menjadi kecil sehingga aplikasi ringan dan mudah diakses meski dengan koneksi internet pas-pasan. Pada umumnya aplikasi ujian berbasis daring sangat boros bandwith, sebagai contoh jika kita menggunakan aplikasi ujian berbasis moodle atau unbk baik dari Kemdikbud atau Depag terasa berat kita akses meski dalam jaringan lokalnet. Aplikasi tersebut umumnya membutuhkan space penyimpanan diatas 500Mb bahkan UNBK versi VHD membutuhkan space hardisk mencapai lebih dari 20 GB. Kondisi akan lebih akut jika terdapat banyak konten grafis atau audio. Jadi jelas, jika aplikasi tersebut umumnya menyita banyak tempat pada hardisk server. Jika dapa sisi server saja aplikasi sudah membutuhkan ruang hardisk yang besar, secara beruntun tentu akan membebani dari sisi client. Apabila koneksi dilakukan dalam jaringan lokal sudah berat akan lebih parah jika dilakukan koneksi melalui internet.
Bertolak dari kondisi tersebut maka diperlukan pengembangan sarana ujian daring yang bersifat ringan dan efisien bandwith agar mudah untuk diakses. Dengan berbasis source code yang sudah ada sebelumnya SKB Kulon Progo mengembangkan CBT berbasis framework. Aplikasi telah dilakukan ujicoba beberapa kali dan telah digunakan dalam kegiatan ujian UNPK SKB Kulon Progo tahun ajaran 2019/2020. Dapat disimpulkan bahwa aplikasi dapat berjalan cukup ringan sehingga relatif mudah untuk diakses meski dengan bandwith terbatas. Pertanyaan seputar penggunaan aplikasi relatif sedikit dan umumnya hanya terjadi pada sesi pertama dapat menjadi acuan bahwa antarmuka aplikasi relatif user friendly. Artinya aplikasi CBT cukup mudah digunakan baik bagi tutor maupun peserta didik. Sebagian besar tutor memberikan respon bahwa menu import soal sangat membantu dalam proses upload soal. Kedepan perubahan antar muka agar lebih menarik menjadi rencana pengembangan sourcode.