Istilah deep learning atau pembelajaran mendalam bukan sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan. Pencetus awalnya adalah Marton dan Säljö pada tahun 1976 melalui publikasi ilmiah mereka tentang tingkatan peserta didik dalam memproses informasi pembelajaran.
Pendekatan deep learning (pembelajaran mendalam) adalah metode pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep secara mendalam dan menyeluruh, bukan hanya menghafal informasi. Dalam konteks pendidikan, deep learning mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran, menghubungkan materi dengan pengalaman dunia nyata, dan mengembangkan pemikiran kritis.
Berikut adalah beberapa poin penting mengenai pendekatan deep learning:
Fokus pada pemahaman:
Deep learning menekankan pada pemahaman konsep-konsep kunci, bukan sekadar menghafal fakta.
Keterlibatan aktif:
Siswa didorong untuk aktif dalam proses pembelajaran, bukan hanya menjadi penerima informasi pasif.
Koneksi dengan dunia nyata:
Materi pelajaran dihubungkan dengan konteks dunia nyata, sehingga pembelajaran menjadi lebih relevan dan bermakna.
Pengembangan pemikiran kritis:
Deep learning mendorong siswa untuk berpikir kritis, menganalisis informasi, dan memecahkan masalah.
Penciptaan suasana belajar yang menyenangkan:
Deep learning menekankan pentingnya menciptakan suasana belajar yang positif dan menyenangkan.
Secara umum, deep learning dalam pendidikan bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna, mendalam, dan berkelanjutan bagi siswa, bukan hanya sekadar menghafal informasi untuk ujian.